Saraswati sigadis dalam sunyi

SYNOPSIS
Kisah ini diawali dengan menceritakan latar belakang kehidupan keluarga seorang gadis yang mengalami kecacatan sejak lahir. Karena musibah yang menimpa keluarganya menyebabkan ia menjadi hidup sebatang kara. Seluruh keluarganya tewas akibat kecelakaan lalulintas. Mobil yang ditumpangi keluarganya masuk jurang karena dihadang pemberontak. Sementara ia (si gadis) pada waktu itu tidak ikut karena ia sakit bersama pembantunya. Kabar kematian keluarganya baru diketahui beberapa hari kemudian, itu pun dari pamannya, setelah pamannya menerangkan dengan susah payah karena si gadis sulit mengerti karena ia bisu tuli.

Semenjak anggota keluarga yang dicintainya telah tiada, ia mengalami kesedihan yang tiada tara, ia selalu terkenang akan saat-saat keluarganya masih ada. Sungguh adanya keanehan perasaan yang dialami ketika merenungi semua yang pernah ia alami beserta saudara-saudaranya. Tampak jelas kasih sayangnya kepada si gadis. Sayang, mereka telah tiada.

Ia masih ingat hanya satu hal yang tidak diberikan ayahnya. Ia tidak disekolahkan ayahnya seperti saudara-saudaranya karena waktu itu belum ada sekolah untuk orang bisu tuli. Sebelum kejadian yang menimpa keluarganya, si gadis termasuk keluarga yang cukup berada pada waktu itu. Ayahnya bekerja di pemerintahan dengan kedudukan tinggi dengan selalu membawa mobil dinas dengan penghasilan yang memadai.

Dengan terjadinya musibah bisu dan tulinya itu, ia harus rela mengikuti keputusan keluarga yang lain. Ia harus kembali ke Padang Panjang meninggalkan kota Jakarta yang telah memberi tempat cinta kasih sayang keluarganya.

Ia dijemput oleh pamannya yang bernama paman Angah. Di atas kapal yang menuju ke Padang Panjang, ia mendapatkan pengalaman yang menyakitkan. Di geladak kapal rupanya ada pula penumpang  bisu yang menjadi bahan cemoohan penumpang lain. Karena melihat tingkah dan gerak-geriknya yang menjadi bahan tertawaan. Bahkan orang bisu itu melecehkan si gadis. Ia menangis karena nasibnya telah dimalangkan oleh lingkungannya. Pengalaman di kapal telah membangkitkan keinginan untuk menjadi orang bisu tuli yang hebat.

Tibalah di rumah Angah. Keluarga Angah terdiri dari empat orang yaitu istrinya, Busro serta adiknya Bisri. Mereka menyambut kedatangan si gadis dengan ramah begitu juga tetangganya.

Mulailah ia menyesuaikan diri dengan keluarga Angah. Mula-mula untuk mengisi waktu dengan cara ikut menggembalakan itik. Namun cobaan pertama datang dari anak kecil yang suka mengganggu bila bertemu menggembalakan itik. Mereka kadang-kadang melempari si gadis bahkan sampai berdarah. Namun karena kesulitan untuk melaporkan, kejadian yang sebenarnya ia pendam sendiri. Suatu ketika ia diganggu  kembali oleh anak-anak sampai kepalanya berdarah dan jatuh pingsan, ingat-ingat ia sudah ada di rumah serta banyak orang menungguinya.

Setelah kejadian yang menimpanya, anak-anak yang biasa mengganggu menjadi tidak mengganggu lagi. Namun tugas si gadis bertambah berat. Ia harus menggembalakan kambing karena Busro membeli beberapa ekor kambing. Hari demi hari dilalui dengan kegiatan itu-itu juga tanpa perkembangan yang berarti. Namun suatu hari si gadis harus menerima kembali ujian berikutnya. Ia harus menempati kamar belakang yang tidak layak untuk dihuni.

Pada suatu malam timbullah perasaan duka melanda sanubarinya, yang menyebabkan timbulnya kekesalan, merasa diperlakukan tidak adil oleh keluarga Angah. Ia memprotes ketidakadilan dengan menggedor pintu serta berteriak. Apa hendak dikata,  sekalipun Busro menjelaskan segala sesuatunya, sulit untuk saling mengerti karena keadaan bisu tersebut. Tidak ada alat yang dapat memudahkan saling mengerti.

Keesokan harinya, ia berontak dengan cara membiarkan itik-itiknya yang harus diberi makan.Tak peduli kambing-kambingnya kelaparan. Ia lari sejauh-jauhnya karena merasa dirinya diperlakukan tidak adil. Namun kejadian itu diketahui oleh Busro yang tidak tega melihat penderitaan si gadis dengan cara memberikan pengertian yang dalam bahwa ia sekeluarga sangat sayang. Namun dia tidak tahu apa yang harus diberikan padanya sebagai pengisi waktunya.

Terjadilah perubahan setelah ia berontak. Ia tidak disuruh lagi menggembalakan ternaknya, namun diikutsertakan belajar menjahit, menyulam, dan merenda pada Umi Ros. Meskipun mengalami berbagai kesulitan, berkat kesabaran dan ketekunan, ia berhasil. Mula-mula ia membuat sapu tangan untuk Busro dan Bisri meskipun ketika membuatnya ada tumbuhnya perasaan kepada Busro karena begitu perhatian dan kasih sayangnya.

DOWNLOAD
Caution : Open Link in new tab to downloads
Tags: ,

0 komentar

Leave a Reply

Support us with nice comment :D

Best Regards